RSS

III. KESIMPULAN

PT. INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA Tbk (INCO) sebagai salah satu produsen nikel utama dunia, didirikan pada bulan Juli 1968 sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Vale Inco Limited. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), INCO termasuk dalam industri pertambangan pada sektor pertambangan logam dan mineral.

Dari hasil perhitungan regresi antara return saham INCO dengan IHSG, didapatkan nilai beta di atas 1 sebesar 1,5448, sedangkan hubungan return saham dengan LQ45 memiliki nilai beta sebesar 1,3144. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan IHSG dan LQ45 berpengaruh terhadap return saham INCO. Hasil nilai beta saham INCO yang lebih besar dari 1, menunjukkan tingkat fluktuasi saham INCO diatas pasar secara keseluruhan. Nilai koefisien beta yang tinggi berarti kenaikan pasar IHSG sebesar 100% akan mengakibatkan saham INCO juga mengalami kenaikan. Dari hasil grafik yang menunjukkan hubungan antara tingkat fluktuasi saham INCO dengan pasar (IHSG dan LQ45). Menyatakan bahwa tingkat fluktuasi saham INCO lebih besar dibandingkan dengan pasar. Nilai beta saham INCO dengan IHSG lebih besar dibandingkan dengan LQ45, berarti pergerakan saham INCO lebih besar terhadap IHSG. Tingkat fluktuasi LQ45 berada diatas IHSG.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

II. Analisa

Setiap orang yang mempunyai dana yang lebih menginginkan dana tersebut dapat berkembang. Orang atau lembaga yang mempunyai dana lebih disebut investor. Cara untuk membuat dana tersebut berkembang bermacam-macam, salah satunya dengan menanamkan modal dalam bentuk saham. Perdagangan saham tersebut diperdagangkan di Pasar Modal, salah satunya yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dengan pihak-pihak yang memiliki dana tersebut.

Berinvestasi dengan memperdagangkan saham terdapat keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan berinvestasi dalam bentuk saham adalah adanya pembagian dividen (bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada investor) dan mendapat capital gain (keuntungan ketika memperdagangkan saham yang dimiliki). Selain keuntungan, terdapat juga kerugiannya, yaitu tidak mendapatkan dividen (perusahaan tidak mendapatkan laba), capital loss (kerugian ketika memperdagangkan saham), perusahaan di likuidasi.

Return merupakan hasil yang diharapkan akan diperoleh di masa mendatang dari investasi dan untuk mendapatkannya biasanya akan disertai dengan berbagai macam risiko. Konsep ini memberikan cara yang mudah bagi investor menyajikan kinerja keuangan dari suatu investasi. Analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat return dan risiko dalam hal ini adalah dengan menghitung tingkat return saham dan pasar.

Menghitung tingkat return untuk mendapatkan nilai return yang berarti dan mengetahui waktu yang tepat. Berikut cara mengukur tingkat return saham :

Dengan cara diatas, penghitungan tingkat return saham INCO periode 1 Januari 2008 sampai 31 Maret 2010 memberikan hasil yang berfluktuasi. Kinerja perusahaan juga harus dibandingkan dengan kinerja pasar, untuk melihat penyebab terjadinya pergerakan-pergerakan yang ada. Penilaian kinerja pasar dengan menghitung tingkat return pasar (IHSG dan LQ45).

Besarnya nilai IHSG dan LQ45 dipengaruhi oleh harga saham-saham serta pengaruh eksternal (kebijakan pemerintah, minyak dunia, dll.). IHSG dan LQ45 juga memberikan tolok ukur untuk membandingkan saham-saham dengan keseluruhan pasar dan untuk membandingkan pasar dengan indikator-indikator ekonomi lainnya.

Untuk menghitung tingkat return pasar tidak jauh beda dengan tingkat return saham, berikut cara yang digunakan :

Dan,

Tingkat return pasar dilihat dari IHSG dan LQ45 menunjukkan hasil yang berfluktuatif. Untuk menganalisa tingkat return dan resiko maka nilai tingkat return IHSG dan LQ45 digabungkan dengan tingkat return saham.

Tabel I memuat nilai rata-rata dan standar deviasi dari tingkat return saham INCO, IHSG dan LQ45. Secara umum, tingkat return INCO jauh lebih rendah dibandingkan pasar.Selama dua dekade ini, saham INCO menunjukkan kurang bagusnya tingkat return yang didapat oleh investor. Secara rata-rata, investor tidak mendapatkan kembali nilai awal yang diinvestasikan (rugi).

Ketika kita mengharapkan adanya tingkat return yang besar, maka kita juga harus siap untuk untuk menghadapi resiko yang besar. Hubungan return dan resiko bersifat postif, yaitu ketika return tinggi maka resiko juga tinggi.

Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan. Umumnya investor individu yang rasional adalah orang yang tidak menyukai risiko, sehingga investasi yang beresiko harus dapat menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi (high risk high return). Oleh sebab itu, investor membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.

Untuk melihat tingkat resiko dan tingkat return yang akan diperoleh dapat dilihat dengan berbagai cara, seperti laporan keuangan perusahaan, keadaan pasar, harga masa lalu dan lain sebagainya. Model keseimbangan akan membantu pemahaman tentang bagaimana menentukan risiko yang relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return yang diharapkan untuk suatu aset ketika pasar dalam kondisi seimbang. Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba untuk menjelaskan hubungan antara risk dan return secara lebih sederhana dan hanya menggunakan satu variabel (variabel beta).

Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (tingkat perubahan) return suatu saham terhadap return pasar. Perhitungan nilai beta dilakukan dengan menggunakan analisa regresi. Pada dasarnya standard nilai beta pasar adalah 1, pergerakan nilai saham akan terpengaruh oleh pergerakan pasar. Beta bernilai 1 menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar x% akan mempengaruhi pergerakan suatu saham sebesar x% juga.

Suatu saham yang memiliki nilai beta di atas 1, berarti saham tersebut memiliki volatilitas (tingkat perubahan) di atas pasar dan dari nilai beta di atas 1 berarti beta saham yang tinggi. Beta saham yang tinggi menunjukkan tingkat resiko suatu saham yang tinggi dengan tingkat return yang tinggi pula, sebab tingkat resiko berjalan selaras dengan tingkat return. Begitu pula sebaliknya, suatu saham yang memiliki nilai beta di bawah 1, berarti saham tersebut memiliki volatilitas (tingkat perubahan) di bawah pasar dan dari nilai beta dibawah 1 berarti beta sahamnya rendah. Beta saham yang rendah menunjukkan tingkat resiko suatu saham yang rendah dan dengan tingkat return yang rendah pula.

Saham INCO dan IHSG

Berdasarkan pembahasan sekilas mengenai teori beta saham, kami akan menganalisa tingkat risiko pada saham INCO dengan melihat pada nila beta saham INCO. Penghitungan yang dilakukan dengan menganalisa secara regresi return saham INCO dan return pasar, dimana return pasar yang digunakan dari IHSG dan LQ45. IHSG merupakan indikator pergerakan seluruh harga saham yang ada di BEI, sedangkan LQ45 hanya pergerakan harga saham bluechip. Perhitungan ini untuk melihat hubungan antara saham INCO dengan pasar, dan pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu hubungan dengan IHSG.

Alat yang digunakan untuk melakukan analisa regresi dengan menggunakan program Eviews3.0. Data yang digunakan untuk menganalisa dari nilai return saham INCO dan nilai return pasar (IHSG) selama periode 1 Januari 2008 sampai 31 Maret 2010

Dari hasil perhitungan regresi didapatkan nilai koefisien variabel dependen (return saham INCO) dan variabel independen (return IHSG), sehingga dapat dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut :

Ri = αi + βi *Rm + ei

Ri = -7,7696 + 1,5448 Rm + ei

Keterangan :

Ri = variabel dependen (return saham)

Rm = variabel independen (return IHSG)

α = intercept

β = koefisien regresi (mewakili nilai Beta)

ei = error

Alpha (α) adalah menunjukkan selisih antara hasil investasi aktual dengan hasil investasi yang diharapkan atau tolak ukurnya untuk level risiko pasar (beta) tertentu. Nilai alpha positif menggambarkan bahwa kinerja portofolio investasi lebih baik daripada perkiraan sebelumnya, sedangkan nilai alpha negatif menunjukan kondisi sebaliknya, yaitu portofolio investasi kurang baik dibandingkan dengan tolok ukurnya. Pada hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai alpha sebesar -7,7696, dengan nilai t hitung -0,4989. Nilai yang negatif dan berarti menggambarkan kinerja portofolio yang saat ini memiliki investasi yang kurang baik. Nilai dari hasil analisa regresi diuji dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel (5%, yaitu 1,660). Jika dibandingkan terlihat bahwa nilai t hitung (-0,4989) <>

Nilai beta dari hasil perhitungan analisa regresi didapatkan sebesar 1,5448 dengan nilai t hitung sebesar 19,7947. Nila t hitung beta (19,7947) > t tabel (1,660), berarti nilai koefisien beta signifikan. Nilai beta saham INCO lebih besar dari 1, sehingga tingkat fluktuasi saham INCO diatas pasar secara keseluruhan. Nilai koefisien beta sebesar 1,5448 berarti kenaikan pasar IHSG sebesar 100% akan mengakibatkan kenaikan saham INCO sebesar 154,48%. Saham INCO tergolong kelompok saham yang agresif dan sensitif terhadap perubahan pasar. Beta saham yang tinggi menunjukkan tingkat resiko suatu saham yang tinggi dengan tingkat return yang tinggi pula, sebab tingkat resiko berjalan selaras dengan tingkat return.

Pengaruh IHSG terhadap return INCO juga dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statistik dan R-Square. Nilai probabilitas F-statistic sebesar 0,0000 lebih kecil dibandingkan dengan Ftabel (5%), maka hasil yang diperoleh signifikan. Secara keseluruhan IHSG berpengaruh terhadap return saham INCO. Nilai koefisien determinan (R-square) 0,4255 artinya persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 42,55% variasi return saham INCO dapat dijelaskan oleh return IHSG, dan sisanya 57,42% dapat dijelaskan oleh variabel independen lain.

Saham INCO dan LQ45

Setelah melakukan analisa regresi return saham INCO dan IHSG, saham INCO juga akan dianalisa secara regresi dengan LQ45, yang merupakan indeks pasar untuk 45 perusahaan yang aktif. Data yang digunakan untuk menganalisa dari nilai return saham INCO dan nilai return pasar (LQ45) selama periode 1 Januari 2008 sampai 31 Maret 2010.


Dari hasil perhitungan regresi didapatkan nilai koefisien variabel dependen (return saham INCO) dan variabel independen (return LQ45), sehingga dapat dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut :

Ri = αi + βi *Rm + ei

Ri = -4,0748 + 1,3144 Rm + ei

Keterangan :

Ri = variabel dependen (return saham)

Rm = variabel independen (return LQ45)

α = intercept

β = koefisien regresi (mewakili nilai Beta)

ei = error

Dari persamaan diatas dapat diketahui nilai alpha, yaitu sebesar -4,0748 dengan nilai t hitung -0,2642. Nilai yang negatif dan berarti menggambarkan kinerja portofolio yang saat ini memiliki investasi yang kurang baik dibandingkan dengan tolok ukurnya. Nilai dari hasil analisa regresi diuji dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel (5%, yaitu 1,660). Jika dibandingkan terlihat bahwa nilai t hitung (-0,2642) <>kinerja portofolio investasi lebih baik daripada perkiraan sebelumnya.

Nilai beta dari hasil perhitungan analisa regresi didapatkan sebesar 1,3144 dengan nilai t hitung sebesar 20,2452. Nila t hitung beta (20,2452) > t tabel (1,660), berarti nilai koefisien beta signifikan. Nilai beta saham INCO lebih besar dari 1, sehingga tingkat fluktuasi saham INCO diatas pasar LQ45. Koefisiens beta sebesar 1,3144 berarti kenaikan pasar LQ45 sebesar 100% akan mengakibatkan pergerakan saham INCO naik sebesar 131,44%.

Saham INCO tergolong kelompok saham yang agresif dan sensitif terhadap perubahan pasar. Beta saham yang tinggi menunjukkan tingkat resiko suatu saham yang tinggi dengan tingkat return yang tinggi pula, sebab tingkat resiko berjalan selaras dengan tingkat return.

Pengaruh LQ45 terhadap return INCO juga dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statistik dan R-Square. Nilai probabilitas F-statistic sebesar 0,0000 lebih kecil dibandingkan dengan Ftabel (5%), maka hasil yang diperoleh signifikan. Secara keseluruhan LQ45 berpengaruh terhadap return saham INCO. Nilai koefisien determinan (R-square) 0,4366 artinya persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 43,66% variasi return saham INCO dapat dijelaskan oleh return LQ45, dan sisanya 56,34% dapat dijelaskan oleh variabel independen lain.



Hubungan antara tingkat fluktuasi saham INCO dengan pasar (IHSG dan LQ45) dapat dilihat di grafik 1. Pada grafik tersebut terlihat tingkat fluktuasi saham INCO lebih besar dibandingkan dengan pasar. Nilai beta saham INCO dengan IHSG lebih besar dibandingkan dengan LQ45, berarti pergerakan saham INCO lebih besar terhadap IHSG. Pada grafik juga dapat dilihat bahwa tingkat fluktuasi LQ45 diatas IHSG.

Setiap alat ukur memiliki kelebihan dan kelemahan, begitu juga pengukuran dengan beta saham. Kelebihan pengukuran dengan beta saham adalah salah satu alat ukur yang membantu para investor dalam mempertimbangkan alternatif pemilihan investasi saham. Investor yang ingin memperoleh return yang besar (dengan tingkat resiko yang besar) maka investor dapat menjatuhkan pilihan investasi pada saham dengan nilai yang tinggi, yaitu nilai beta diatas 1. Dan jika investor menginginkan tingkat resiko yang aman, maka investor dapat memilih investasi dengan nilai beta yang rendah, yaitu nilai beta dibawah 1.

Sedangkan pengukuran dengan beta saham memiliki beberapa kelemahan antara lain data dalam penghitungan beta, berdasarkan data historis (data masa lalu) merupakan alat ukur yang kurang akurat untuk masa depan. Selain itu beta tidak melihat keadaan perubahan-perubahan yang sedang terjadi pada waktu tersebut, seperti kebijakan pemerintah yang baru dan kebijakan ini mungkin mempengaruhi harga saham. Dengan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pengukuran beta saham, investor menggunakan analisa beta dalam pengambilan keputusan investasi yang bersifat jangka pendek karena perubahan harga sangat berpengaruh. Jadi, bagi investor yang bermaksud membeli dan menjual saham dalam jangka pendek, analisa beta dapat menjadi salah satu analisa risiko yang baik. Untuk investasi jangka panjang, investor harus tetap memperhatikan fundamental dari suatu perusahaan yang akan memberikan gambaran yang lebih baik terhadap risiko jangka panjang suatu saham perusahaan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS